Senin, 08 Agustus 2016

THE GIRL ON THE TRAIN (PAULA HAWKINS)



"Hanya semenit sebelum kereta mulai bergerak, tapi itu pun sudah cukup. Kini pandangannya terhadap pasangan itu pun berubah."

Kalimat di blurb ini sungguh membuat saya penasaran. Ada apa dengan semenit itu? Apa yang telah dilihat oleh tokoh dalam cerita ini sehingga pandangannya berubah?

Cerita dengan setting kota London entah kenapa selalu berhasil memikat saya. Lorong-lorong gelapnya, terowongan bawah tanah, stasiun kereta, dan rumah-rumah yang tampak ramah namun menyimpan rahasia dengan tenang. Termasuk buku ini. Rachel, seorang perempuan yang hidupnya sedang hancur berantakan karena perceraian, ketergantungan terhadap alkohol, dan kehilangan pekerjaan mengalami sebuah peristiwa di suatu malam. Peristiwa yang tidak bisa diingatnya karena dia sedang berada dalam pengaruh alkohol. Dia tidak menyadari bahwa ingatan itu akan membuka sebuah kebohongan besar dan juga sebuah kejahatan. Mampukah Rachel membawa kembali ingatan di malam, Megan, perempuan yang diamatinya setiap hari dari dalam gerbong kereta, menghilang? 

Buku ini benar-benar dirancang dan ditulis dengan alur yang sempurna. Kalimat-kalimat dalam buku ini, baik itu berupa narasi ataupun dialog, adalah kalimat-kalimat sederhana yang tahu ke mana mereka harus membawa pembacanya. Keadaan yang mencekam, kebingungan, rasa penasaran, rasa takut yang menekan, hingga keragu-raguan akan sebuah keadaan yang dianggap kebenaran. 

Benar-benar mengerikan sehingga empat bintang untuk buku ini.