Selasa, 31 Januari 2017

Day #26 Writing Challenge "Five Blessings In Your Life"


Bicara soal blessings, rasanya lima poin saja tidak akan cukup mewakili banyaknya berkah yang telah saya terima. Dari hal-hal kecil macam nemu jarum pentul saat jilbab lagi awut-awutan, hingga hal-hal yang besar macam kesehatan dan masih banyak lagi. Tapi berhubung yang diminta challenge ini hanya 5, saya akan fokus ke hal-hal besar saja dulu. Jadi, berikut ini adalah five blessings in my life:

Senin, 30 Januari 2017

Day #25 Writing Challenge "What's In Your Bag"


Ini pukul 11 siang dan saya sedang menunggu beberapa orang yang akan menyampaikan data ke kantor. Tanpa data itu, pekerjaan saya belum bisa berjalan. Ada waktu sekitar beberapa menit sampai orang-orang itu datang dan saya memutuskan untuk blog walking ke blognya teman-teman saya. Namun, sudah saya baca beberapa dan mereka yang berjanji akan datang belum juga tiba. Sepertinya saya akan mengisi waktu dengan menulis tema yang ringan-ringan saja seperti, "Apa isi tas saya?"

Soal tas ini, sering menjadi pertanyaan teman-teman saya. Mereka bilang, "Isi tasnya apa aja, sih? Gede banget." Jadi, saya memang selalu memakai ransel. Ransel hitam yang saya beli di ZALORA di bagian tas pria. Hahaha...Karena seperti yang saya pernah bilang sebelumnya, dalam memilih barang, saya selalu mengutamakan fungsi dan kualitas. Tas pria, saya rasa sangat berfungsi dalam menanggung membawa beban berat kehidupan. Jadi soal pertanyaan teman-teman saya mengenai apa isi tas ransel saya, biasanya saya jawab dengan, "Apa aja yang ada di kantor. Kalau ada printer ya printer, kipas angin, AC, apa aja yang laku dijual, lah!" 

Jumat, 27 Januari 2017

BOTCHAN (NATSUME SOSEKI)



Natsume Soseki merupakan salah satu penulis terbesar dalam sejarah kesusatraan Jepang. Botchan, merupakan novelnya yang diterbitkan pertama kali di tahun 1906. Novel yang memiliki daya tarik yang besar bagi masyarakat Jepang ini berkisah tentang kehidupan Botchan, seorang pemuda Jepang yang mengajar matematika di sekolah menengah daerah Shikoku. 

Day #24 Writing Challenge "My Last Birthday"

Saya pilih tema ini bukan karena sangat berkesan, tapi karena baru saja terjadi sehingga masih lumayan ingat apa saja yang saya lakukan di 13 Januari 2017 kemarin.

Seperti yang pernah saya singgung sedikit di sini, saya punya keinginan sederhana. Saya ingin melihat laut saat membuka jendela atau pintu kamar di hari ulang tahun. Keinginan sederhana itu jadi tidak terlalu sederhana karena saya tidak tinggal di daerah pantai. Saya juga tidak sedang wisata dengan kapal pesiar. Jadi keinginan ini lebih ke 'kode' untuk Om Taurus supaya saya diajakin nginep di dekat pantai hahaha...

Day #23 Writing Challenge "A Quote You Try To Live By"



Duh, jarinya agak gemetar gini karena kelamaan bolos Writing Challenge haha...Sebenarnya setiap hari, sampai di kantor, saya pasti buka blog dan mengklik "New Entry" pertanda saya akan mencuri-curi waktu untuk menulis di tengah pekerjaan yang lagi heboh-hebohnya. Tapi sampai pukul 4 teng, tidak pernah ada sebaris tulisan pun yang berhasil diketik karena memang tidak sempat :(((

Lalu kenapa hari ini sempat? Karena hari ini saya tidak masuk. Setiap kali sekolah anak saya ada kegiatan di luar (outing class), saya pasti tidak masuk untuk mendampingi. Tidak sering, kok. Dalam sebulan belum tentu ada outing. Jadi, setiap izin, Alhamdulillah atasan saya pasti mengizinkan. 

Sabtu, 21 Januari 2017

Day #22 Writing Challenge "30 Facts About Me"

Gambar dari sini

Tema kali ini sih saya ngikutin temanya kembaran saya yang lahir beda tahun yaitu si Heru. Saya masih dalam mood malas-malasan untuk nyari-nyari tema lain. Setelah nulis blog dengan tone yang suram tadi pagi, saya mendoktrin diri sendiri kalau hari ini saya harus bahagia. Jadinya, setelah puas main-main dengan Zahir dan Zahir pun tidur siang, saya segera reservasi di tempat spa langganan yang jaraknya tinggal koprol kalau dari rumah eyangnya Zahir. Pulangnya saya minta Om Taurus untuk mampir di Ayam Penyet Surabaya karena saya jatuh cinta dengan sambal bawangnya. Setelah itu saya ngobrol-ngobrol dengan kakak ipar tentang buku Umar Kayam yang dia wariskan ke saya, tentang minat baca orang Indonesia, tentang Om Taurus yang cuma mau baca buku Wiro Sableng dan Robert Galbraith, tentang rencana kami sekeluarga ke Pahawang minggu depan, dan hal-hal asik lainnya. Setelah itu dia pamit pulang karena mau berburu minyak murah di weekend untuk melengkapi kebutuhan warungnya.

Nah, sekarang 30 facts about me kayaknya kebanyakan tapi mudah-mudahan bisa sampai segitu.

Day #21 Writing Challenge "My Curent Mood"

Gambar dari sini

Sekarang saya bahkan mulai semena-mena membuat tema sendiri. 

Hari ini, sulit sekali menghadirkan tulisan ber-tone ceria. Mood saya memang sedang jelek-jeleknya. Mungkin karena PMS atau mungkin juga karena saya sedang gagal mengharmonikan perasaan-perasaan dalam diri saya. Apa yang saya lakukan tidak berhasil selaras dengan apa yang saya inginkan. Kebutuhan diri saya akan keseimbangan terasa tidak serasi dengan hari-hari yang semakin sibuk memenuhi salah satu sisi saja. Lalu saya berpikir, apa yang salah?

Day #20 Writing Challenge "Tentang Kata Maaf"



Selain bolos posting, saya mulai malas mengikuti tema writing challenge ini. Jadi kali ini tidak menulis tema yang seharusnya. Seperti yang saya pernah bilang di sini, disiplin saya hanya bertahan sekitar 2 minggu saja, dan rasanya saya belum tertarik untuk berubah. Hehehe..

Saya teringat perkataan seorang atasan saya dulu saat saya bekerja di sebuah jaringan retail farmasi terbesar di Indonesia pada masanya. Dia bilang, 

Rabu, 18 Januari 2017

Day #19 Writing Challenge "Five Items You Lust After"

Hari ke 19. Temanya tentang 5 benda yang sangat-sangat diinginkan. Ini kalau ngayal aja nggak papa kan, ya? Soalnya, kalau nggak ngayal, setelah saya pikir-pikir, nggak ada benda yang sangat-sangat saya inginkan. Bukan karena saya horang kaya dimana semua benda yang saya inginkan bisa langsung saya dapatkan, tapi karena benda yang saya sangat inginkan itu biasanya receh. Jadi begitu ingin, bisa langsung beli. Es cendol, bakso sony, roti bakar, dawet hitam, sambal bawang...eh, makanan semua ya?


Jadi benda-benda yang sangat saya inginkan sampai sekarang (masih saya inginkan karena tidak bisa saya dapatkan) adalah :

GADIS PANTAI (PRAMOEDYA ANANTA TOER)



Gadis Pantai berkisah tentang seorang perempuan belia dari kampung nelayan yang memikat hati seorang priyayi. Pernikahan bahkan dilakukan tanpa mengetahui apakah Gadis Pantai sudah mengalami menstruasi pertamanya atau belum. Gadis Pantai dinikahkan dengan keris sebagai wakil dari seorang pembesar yang tidak pernah dilihatnya. Dimulailah kehidupannya sebagai Bendoro Putri di kota. 

Day #18 Writing Challenge "A Problem That You Have Had"



Gambar dari sini

Temanya tentang masalah. Saya sebenarnya nggak tahu ini nyambung atau tidak dengan tema writing challenge, kalau pun tidak, anggap saja saya sedang curhat ya. 

Jadi, sejak kecil saya ini sering sekali diganggu berinteraksi dengan orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Kita sering menyebutnya dengan orang gila. Interaksi ini tidak sengaja saya bangun, tapi memang benar-benar kebetulan. Dan postingan ini tidak saya maksudkan untuk menjadikan orang gila sebagai bahan ejekan atau lelucon yaaa, benar-benar hanya sebatas curhat saja. 

Kembali ke orang gila tadi, ada beberapa momen yang saya masih ingat saat berinteraksi dengan mereka. Ini sebagian kecil di antaranya :

Minggu, 15 Januari 2017

KERUMUNAN TERAKHIR (OKKY MADASARI)


Ini adalah buku ketiga dari Okky Madasari yang saya baca setelah Entrok (2010) dan 86 (2011). Masih menyajikan kritik sosial, buku ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Dunia Pertama, di mana Jaya mengalami kesedihan-kesedihan dalam hidupnya akibat perilaku Bapaknya yang suka main perempuan, Ibunya yang akhirnya meninggalkan Jaya dan adik-adiknya karena tidak kuat menerima perilaku Bapaknya, kisah cinta masa kuliahnya bersama Meira yang harus kandas karena kesedihannya ditinggal pergi Ibu, pelarian-pelariannya ke tempat-tempat asusila hanya untuk mendapatkan kesenangan sesaat, dan kepergiannya menyusul Meira untuk mencari apa yang dia anggap masa depan. 

Day #17 Writing Challenge "Something That You're Proud Of"

Gambar dari sini

Ada satu momen kecil yang saya ingat dan membuat saya bangga pada diri sendiri. Jadi, saat saya kelas 1 SD dan mendapat rengking pertama, ada seorang nenek teman saya yang bilang di depan muka saya, 
"Kamu kan rengking satu karena Mama kamu yang ngajar." 
Mama saya memang mengajar saya saat itu. Setahun kemudian, saat saya kelas  2 SD dan masih mendapat rengking pertama padahal tidak diajar lagi oleh Mama, saya berjalan di depan si nenek dengan dagu yang diangkat tinggi-tinggi. Saya baru sadar sekarang kalau mungkin saja nenek itu sudah tidak ingat dengan omongannya, mungkin juga dia heran dengan sikap saya yang mengangkat dagu tinggi-tinggi saat lewat di depannya. Jangan-jangan dia berpikir kalau saya sedang sakit leher? Kenapa saya tidak kepikiran ya? 

Momen selanjutnya adalah saat dulu Papa saya punya pulpen antena. Yaitu pulpen yang ujungnya bisa ditarik panjang sekali seperti antena mobil. Makin ke ujung, antenanya makin tipis. Saya kurang tahu juga fungsinya apa, yang pasti saat itu, pulpen itu terlihat keren. Jadi ceritanya, di komplek rumah saya dulu banyak anak laki-laki yang waktu dulu terlihat nakal. Saya baru belajar berani pergi ke warung sendiri. Akhirnya, karena takut diganggu, saya selalu membawa pulpen itu setiap kali disuruh Mama ke warung. Suatu hari, saya ke warung di saat anak-anak itu sedang berkumpul di depan pagar salah satu kawanan mereka. Mereka melontarkan ucapan yang saya tidak ingat tapi saat itu saya merasa diganggu. Dengan cekatan saya keluarkan pulpen ajaib saya, saya tarik ujungnya, dan saya putar-putar di depan mereka. Mereka tampak kagum. Dan saya bangga. 

Sekian.

Day #16 Writing Challenge "Something You Always Think 'What If' About"

Gambar dari sini

Kalau mendengar 'What if' ingatan saya otomatis melayang ke 3 lagu. Yang pertama lagunya, Kate Winslet yang judulnya "What if'".
What if I had never let you go
Would you be the man I used to know
If I'd stayed
If you'd tried
If we could only turn back time
But I guess we'll never know
Lalu saya jadi ingat lagunya Joan Osborne yang judulnya "One of Us"
What if God was one of us?
Just a slob like one of us?
Just a stranger on the bus
Trying to make His way home?

Jumat, 13 Januari 2017

Day #15 Writing Challenge "Your Zodiac/Horoscope and If You Think It Fits Your Personality"

Gambar dari sini

Dulu, dulu sekali. Saya orang yang sering menilai karakter seseorang berdasarkan zodiak. Saya juga sering mencocok-cocokan zodiak saya dengan zodiak pasangan. Misalnya saja saya selalu beranggapan kalau jodohnya Capricorn adalah Taurus atau Capricorn itu sendiri. Sering juga di sela-sela obrolan dengan teman, saya berkata, 
"Wajar dia keras kepala begitu, soalnya dia Gemini."
Singkatnya, saya dulu sangat percaya kalau hari lahir seseorang, berpengaruh terhadap karakternya. 

Tentang Hari Ini


Bahagia. Setiap hari pun bahagia. Tapi hari ini agak berbeda karena banyak ucapan dan doa yang mengalir dari mulut saudara dan sahabat tercinta. Saya hanya berharap dari banyaknya doa yang baik melalui ucapan selamat ulang tahun, ada doa yang menyentuh langit. 

Kado terbaik di awal tahun umur ini salah satunya datang dari sebuah e-mail yang dikirim oleh penerbit. E-mail pemberitahuan tentang naskah novel saya yang akan mereka kontrak untuk diterbitkan secara digital. Alhamdulillah. Terlepas nantinya kontrak itu akan berjalan atau tidak, saya mensyukuri bahwa naskah itu paling tidak bisa diterima oleh penerbit. Karena saya bahkan sudah lupa kapan mengirimnya. Naskah lama yang saya tulis saat masih kuliah dan direvisi beberapa tahun yang lalu. 

Day #14 Writing Challenge "What You Wore Today"

Sudah berapa hari saya bolos posting dan mulai merasa ada yang kurang kalau belum mengisi blog ini. Apa ini yang namanya cinta?
Apa yang saya kenakan hari ini? 
Hari ini saya izin tidak masuk kerja karena ada acara keluarga yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Berangkatnya masih nanti siang, tidak jauh sih, tapi berhubung menginap, sudah sejak semalam saya packing. Saat ini sambil mengetik postingan ini, saya memakai celana joger jeans dan t-shirt. Persiapan menjemput Zahir pulang sekolah. 

Soal celana joger ini ada cerita sendiri. Jadi waktu itu saya membeli celana ini lewat ZALORA. Beberapa hari kemudian celana jogernya datang beserta beberapa pesanan lainnya. Saya agak kaget saat tahu bahwa celana joger yang saya pesan, datang sebanyak 3 buah. Merek yang sama, ukuran sama, warna dan jenisnya pun sama. Intinya saya mendapat barang yang sama sebanyak 3 buah. Di satu sisi saya berpikir untuk mengembalikan barang ini ke ZALORA. Di sisi lain saya berpikir, 'Wah, lumayan nih. Bisa bagi-bagi ke adik juga.' hahaha...

Sambil sibuk membolak-balik form pengembalian barang yang memang selalu diselipkan dalam pesanan, saya iseng mengecek pesanan saya lewat aplikasi. Dan ternyata...Saya memang memesan 3 buah celana ini!! 

Rabu, 11 Januari 2017

Day #13 "What Is Your Opinion About Your Body and How Comfortable You Are With It?"

Omong-omong 13 adalah angka favorit saya. Ini hari ke-13 dan saya diminta memberi opini tentang tubuh saya dan seberapa nyaman saya hidup bersamanya...hahaha *terjemahan bebas*

Jadi, di usia yang dua hari lagi menginjak 31 tahun, saya menggendut! Dulu, berat badan saya berkisar 48 sekian. Setelah hamil Zahir naik sampai 52 kilogram, tiga bulan setelah melahirkan, turun lagi menjadi 50 kilogram lalu naik lagi dan terus bertahan di angka 52 kilogram. Tinggi badan masih di situ-situ saja. Bola mata hitam. Kulit sawo matang. Rambut ikal dan... eh ini diminta posting tentang apa sih? I have no idea. Hahaha...

Day #12 Writing Challenge "Five Guys Whom You Find Attractive"

Dunia nyata lagi butuh perhatian ekstra besar sampai-sampai dua hari ini saya nggak posting challenge. Challenge ke-12 ini adalah tentang lima cowok yang saya anggap menarik. Berhubung ada peluang sangat besar untuk curcol, maka saya mencoret nama-nama mantan pacar dan kecengan dalam postingan ini hahaha. Bukan karena tidak menarik, tapi mereka hanya menarik pada masanya. Jadi inilah nama-nama pria yang selalu menarik sampai hari ini. Entah esok hari, entah lusa nanti...(malah nyanyi)

1. Papa
Kalau ada yang bilang bahwa cinta pertamanya seorang perempuan itu adalah ayahnya, itu berlaku juga bagi saya. Papa adalah laki-laki pertama yang menjadi sosok idola dalam hidup saya. Dialah yang memacu saya untuk keluar dari rumah selepas SMA. Dia beri saya tanggung jawab besar untuk menjadi contoh yang baik untuk adik-adik saya. Dia juga yang selalu berkata bahwa sebagai perempuan, saya harus tangguh, bisa berdiri di atas kaki sendiri, dan punya sikap. Saat saya kuliah dulu, dia nyaris tidak pernah menelepon saya. Dia percaya bahwa saya akan baik-baik saja di luar sana. Dia jugalah yang membuat saya bersusah payah untuk menahan air mata walau dunia sedang galak. 

Minggu, 08 Januari 2017

Day #11 Writing Challenge "Your Family"

"Kalau pulang sekolah bukan Bik Na yang jemput, 
jangan pulang sendirian. 
Jangan mau diajak pulang sama orang lain."

Ada sebuah momen yang sampai saat ini tidak bisa saya lupakan tentang Bik Na. Saya pernah sedikit cerita tentang beliau di sini. Bik Na adalah adik Mama saya. Orang yang sampai saat ini masih selalu saya rindukan. Dia selalu mengatakan kalimat di atas setiap kali mengantar saya sekolah TK. 

Pernah suatu kali, dua orang laki-laki menjemput saya di sekolah. Karena teringat ucapan Bik Na, saya menolak untuk ikut dengan mereka. Mereka terus memaksa tapi saya juga terus menolak dan mengundang kecurigaan para guru. Saat itulah wajah Bik Na muncul dari tembok pembatas sekolah dan rumah sebelahnya. Dia berteriak dan melambaikan tangan kepada saya. Dengan cueknya dia bilang bahwa kedua orang laki-laki itu adalah temannya yang rumahnya kebetulan di sebelah sekolah saya. Bik Na sengaja melakukan itu untuk mengetes apakah saya menuruti ucapannya atau tidak.

Sabtu, 07 Januari 2017

Day #10 Writing Challenge "Put Your Music Player On Shuffle and Write The First Ten Songs That Play"

Gambar dari sini

Jadi hari ini temanya adalah 10 lagu pertama yang saya dengar di playlist. Masalahnya adalah pemutar musik di ponsel saya, memiliki kurang dari sepuluh lagu. Lagu-lagu itu juga sudah lama tidak diupdate karena saya lebih sering mendengar musik lewat youtube. Tapi tidak apa-apa demi terpostingnya challenge ini, saya akan mulai mendengarkan lagu-lagu tersebut.

Play ⏩
  1. Send My Love To Your New Lover (Adele), saya suka liriknya yang girl power banget
  2. Let Her Go (Jasmine Thompson). Saya suka Let Her Go-nya Passenger, saya suka Jasmine Thompson, jadi saat Jasmine Thompson menyanyikan Let Her Go, bahagia banget, kan?
  3. One Last Breath (Creed). Ini lagu yang setiap dihapus, didownload lagi, dihapus, didownload lagi..gitu terus. Karena apa? Karena rindu.
  4. Oh, It Is Love (Hellogoodbye). Lagu ini dikenalkan oleh seorang teman yang pernah dekat saat kuliah. Masih disimpan karena musik dan liriknya menceriakan. It is love from the first time i pressed my hand to yours. Thingking, "Oh, is it love"
  5. Lullabies (Yuna). Saya suka Yuna! 
  6. Anggun (Mimpi). Lagu ini tidak boleh dihapus oleh Zahir, padahal saya sudah bosan. Tapi dia tidak :( Lagu ini juga mengingatkan saya akan i-ring pertama yang saya pasang di ponsel nokia untuk kartu esia
  7. Pentatonix (Say Something). Siapa tidak suka pentatonix?
  8. Surat Cinta untuk Starla (Virgoun). Lagu ini tidak ada di playlist saya. Tapi beberapa hari ini saya sedang rajin mendengar lagu yang dikenalkan oleh seorang teman dekat. Dia katanya baru tahu ada lagu ini saat mendengar seorang pengamen bernyanyi. 
Nah, hanya delapan lagu ternyata. Selamat hari Sabtu dan salam sayang untuk orang di samping Anda. #halah.

THE 100 YEAR OLD MAN WHO CLIMBED OUT OF THE WINDOW AND DISAPPEARED (JONAS JONASSON)



Begitu banyaknya kesalahpahaman justru menjadikan buku ini penuh humor. Beberapa hal yang di dunia 'normal' tentu akan dianggap sebagai bencana, di buku ini dijelaskan seolah itu peristiwa yang biasa-biasa saja. Allan yang pada usia 13 tahun sudah menguasai keterampilan membuat ledakan itu biasa saja. Lenin yang mengambil alih kekuasaan juga biasa saja (satu-satunya yang membuat Lenin menjadi masalah pribadi hanya karena Lenin melarang segala bentuk kepemilikan pribadi atas tanah tepat sehari setelah ayah Allan membeli 12 meter persegi tanah yang akan beliau tanami strawberry Swedia), penjahat yang mati karena Julius lupa telah 'mendinginkan' penjahat tersebut dalam suhu di bawah beku selama 10 jam adalah peristiwa biasa. Seorang Jelita yang memelihara gajah bernama Sonya juga biasa, seorang penjahat yang mati terduduk Sonya juga biasa saja.

Satu-satunya yang dianggap penting hingga menjadi peristiwa besar adalah menghilangnya seorang kakek bernama Allan berumur 100 tahun dari rumah lansia. Yah, tentu saja itulah awal mula segala peristiwa yang 'biasa-biasa' saja dalam buku ini.

Day #9 "How Important You Think Education Is"

Saya ketiduran jadinya telat posting. Eh, bahasa 'ketiduran' ini, waktu jaman saya kuliah, setiap habis bilang 'ketiduran' pasti langsung ada seorang teman yang namanya Egi tidak usah disebut, ikut komentar, "Ketiduran siapa?" *abaikan*

Temanya agak serius dan saya baru saja bangun tidur gara-gara dengar Om Taurus buka pintu kamar entah dari mana. Mungkin ngubek-ngubek kulkas cari cemilan. Saya jadi nggak bisa tidur lagi dan keingetan belum posting hari ke #9. 

Pendidikan ini sebenarnya terlalu luas untuk dibahas. Jadi saya kasih batas sendiri kalau ini soal pendidikan formal. Setuju? Ya terserah. 

Kamis, 05 Januari 2017

Day #8 Writing Challenge "What You Ate Today"

Apa yang saya makan hari ini? Kalau saya jawab 'makan ati' boleh? Huft, asli hari ini saya 'makan ati' banget. Tapi sudahlah, hal tersebut sangat tidak penting untuk dibahas di sini. Jadi tema writing challenge hari kedelapan ini adalah apa yang saya makan hari ini. 

Terus terang, sedari tadi pagi sampai sekitar jam 2-an siang saya belum makan apa-apa kecuali combro, gudeg, dan tumpeng. Mulut saya baru sempat silaturahmi dengan nasi ya sekitar jam 2 itu tadi. Eh, saya tidak becanda soal combro #yedibahas. Tadi pagi saya memang sempat makan combro yang dijual di pinggir jalan menuju kantor. Combronya enak banget dan agak pedas. Jadi dimakan tidak pakai nasi cabai pun sudah bahagia. 

Rabu, 04 Januari 2017

Zahir dan Kartu Pos Pertamanya.

Seharusnya, postingan ini saya pos beberapa hari yang lalu. Namun, kantor akhir-akhir ini lagi 'caper' sehingga saya dipaksa memberi lebih banyak waktu untuknya.

Sejak saya mengepos foto tentang Zahir yang saya kirimi surat dan dibaca lalu dibalas olehnya, beberapa orang teman dan keluarga berniat untuk mengirimi Zahir surat. Saya sih girang banget karena itu berarti ada kesempatan lagi untuk membuat Zahir bersenang-senang dengan bacaan. 

Day #7 Writing Challenge "Five Pet Peeves"


Untung yang diminta cuma lima, kalau lebih, mungkin saya bakal nyontek. Hehehe....Saya jarang kesal sih, kalau dendam sering #lah. Setelah memilah-milah dari ribuan hal menyebalkan di dunia (yang bisa saya ingat), sepertinya lima hal ini cukup mewakili. 

Selasa, 03 Januari 2017

Day #6 Writing Challenge "Your Views On Mainstream Music"


gambar dari sini

Sudah hari ke enam, itu berarti masih ada 24 hari lagi tersisa untuk menyelesaikan tantangan ini. Kalau tantangan ini selesai, berarti ini adalah bulan paling produktif sepanjang umur blog ini lahir di tahun 2011. Hari ke enam temanya adalah, "your views on mainstream music." Soal kata mainstream ini, sering jadi bahan becandaan saya dan Om Taurus. Menurut dia, mainstream adalah nama tengah saya. Dia nyaris benar sih, karena hampir seluruh kebiasaan dan kegiatan saya adalah hal-hal yang mainstream. Saya suka jalan-jalan, saya suka selfie dan wefie, saya suka ke mall, saya senang mampir di kafe-kafe hits, saya menikmati mendengarkan lagu-lagu populer, walaupun bukan pemburu film-film Korea tapi saya adalah penikmat wajah-wajah ganteng aktor Korea, saya suka gonta-ganti sabun mandi karena tergiur iklan, saya pemburu diskon online shop, saya memiliki hampir semua akun social media, dan masih banyak hal-hal mainstream lainnya. Sementara Om Taurus, dia adalah manusia yang hampir sebagian besar minatnya berkebalikan dengan saya. 


Senin, 02 Januari 2017

Day #5 Writing Challenge "Something That I Miss"

sumber gambar dari sini


Dulu, ada dua tempat yang saya anggap sebagai rumah. Rumah tinggal sejak saya kecil dan rumah nenek (saya memanggilnya Ombai) tempat saya menghabiskan sebagian besar waktu kecil dan remaja saya.

Rumah kecil berlantai dua yang terletak di ujung sebuah gang Kota Bandar Lampung. Sejak 3 orang tercinta penghuni rumah tersebut satu persatu meninggalkan kami di dunia, maka rumah itu kosong. Ditempati orang lain yang tidak saya kenal. Sewa mungkin. Memiliki mungkin. Bukan urusan saya. Tanpa Bik Na, Akas, dan Ombai rumah itu tidak akan sama.

Sudah lewat lebih dari belasan tahun dan rumah itu selalu berhasil memaksa saya untuk mengingatnya. Betapa saya selalu merindukan rumah tersebut. Kerinduan yang tidak akan pernah ada pelampiasan. Kerinduan akan kenangan-kenangan yang sudah pergi. Kerinduan yang hanya akan jadi kerinduan karena saya sadar itu tidak bisa terulang lagi. Kerinduan yang permanen. Lalu apa yang saya rindu? Hal-hal kecil dan simpel saja. Hal-hal yang dulu tidak saya sadari bahwa akan berarti.

Saya rindu duduk di ruang tamu bersama Akas (kakek) di pagi hari. Kami berdua sibuk membaca Buana Minggu. Koran harian saat itu. Ada warna pinknya kalau tidak salah di logo korannya. Saya tidak tahu Akas suka membaca rubrik apa. Tapi saya selalu membaca rubrik hal-hal yang aneh tapi nyata. Entah apa judul rubriknya, tapi seperti itulah gambaran isinya. Saya baca tentang anak perempuan yang tidak bisa terkena air karena kulitnya akan langsung melepuh. Dia tidak bisa main hujan, kasihan. Bahkan dia tidak bisa menangis karena akan menyakiti dirinya sendiri. Saya juga baca tentang orang yang tidak bisa berekspresi. Senang, sedih, marah, kesal, semua dengan raut wajah yang sama. Ada kelainan di syaraf wajahnya diagnosa dokter. Dunia sudah aneh buat saya sejak saat itu. 

Saat santai bersama Akas setiap pagi, kadang saya ikut-ikutan merokok seperti Akas. Rokok yang aneh kata saya saat itu. Tidak sama seperti rokok filter milik Papa. Rokok akas  dilinting sendiri. Kertas rokok yang terbuat entah dari daun apa kemudian diisikan tembakau sesuai selera. Banyak atau sedikit terserah kita. Tapi Akas selalu kasih sedikit sekali untuk saya. Padahal simpanan tembakaunya yang ada di satu dompet khusus penuh terisi. Setelah dilinting kemudian rokok dibakar. Yang paling saya suka dari rokok ini adalah harumnya. Keharuman yang tidak akan mungkin didapat oleh rokok-rokok berfilter (mungkin, entahlah saya tidak pernah mencoba rokok berfilter). Lucunya saya dan Akas sangat menikmati momen pagi ini. Tidak ada larangan keras dari beliau. Akas hanya berpesan jangan banyak-banyak tembakaunya. Tapi anehnya saya tidak merasa sebagai perokok. Karena memang bukan. Bagi saya, saat itu adalah waktu menikmati tembakau asli yang dibakar. Menikmati harumnya. Dan saya benar-benar rindu harumnya. Saya belajar mencintai sebuah nilai-nilai klasik sejak saat itu.


Saya rindu Bik Na (adik Mama). Suaranya yang khas. Sikapnya yang supel. Selalu ceria. Cerewet luar biasa. Saya rindu suapannya yang penuh dan komplit di tiap sendok yang masuk ke mulut saya. Jago masak keluarga. Saya rindu sambal terasinya yang diberi sedikit gula. Ada juga sambal terasi yang dia buat khusus untuk Ombai. Sambal terasi ikan namanya. Sambal terasi yang dicampur dengan suwiran ikan goreng kemudian diulek kembali yang kemudian suka saya cicipi juga karena enak ternyata. Saya rindu mie goreng yang dijadikan mie rebus buatan Bik Na. Sampai sekarang tidak pernah berhasil saya duplikat rasanya. Mungkin rasa itu cuma ada di kenangan saja. Tidak akan bisa sama.


Saya rindu kamar Bik Na. Kamar di lantai dua rumah tua itu. Kayu saja lantainya. Kasur dan ranjang besar hampir sebesar kamar. Hanya menyisakan sedikit ruang untuk lemari. Di dinding kamar ada rak buku dari papan melintang lurus. Banyak buku di sana. Di sana saya temukan Noni. Pernah saya temukan juga novel dewasa. Ada tape recorder tua di kamar itu. Setia memutar lagu-lagu hits di zamannya. Zaman mudanya Bik Na. Tapi saya suka lagu-lagu itu. Dulu saya hapal semua. Ada penyanyi wanita kembar dengan suara mendayu-dayu. Saya lupa nama mereka. Rambutnya keriting mengembang. Suaranya membuat pilu. Saya merekam ingatan akan melankolis dan sendu dari lagu-lagu yang diputar di kamar Bik Na.


Ah ya, di kamar itu juga ada jendela. Saya rindu jendela itu. Angin masuk dari sana. Tidur dengan jendela dibuka enak sekali. Angin sepoi-sepoi meniup wajah. Tidak kencang seperti kipas angin. Tidak dingin seperti AC. Itu sejuk. Dari jendela itu juga saya bisa melihat dunia. Dunia kecil di gang kecil. Bukan pemandangan indah yang terpampang di sana. Hanya seng dan genting tetangga. Hanya atap-atap rumah yang berdempetan. Tapi dari jendela itu saya bisa melihat apakah tukang bakso langganan kami sudah datang atau belum. Jam 11 biasanya dia sudah memukul-mukul mangkok bakso sebagai pemberitahuan kepada seluruh penghuni gang. Kalau sudah terlihat dari jendela, segera saya berlari ke bawah menyambutnya. Pesan semangkok baksonya saja. Kecap yang banyak hingga hitam. Kemudian sambal dan saos yang banyak. Kadang saya makan dengan nasi. Cara yang diajarkan juga oleh Bik Na. Ya, saya kenal vetsin di sana.

Saya rindu Ombai. Ombai yang tidak pernah marah. Ombai dengan rambut panjangnya yang lebih dari sepinggang. Rambut yang dulu hitam bercampur putih kemudian menjadi putih semua. Tidak ada poni. Semua disisir ke belakang kemudian digelung, rapi, walau hanya dengan tangan. Sanggul kecil saja karena tipis rambutnya. Ombai dengan kebayanya yang selalu bermodel sama. Motif saja pembedanya. Selalu berpasangan dengan kain. Tidak ada kaos. Tidak ada celana. Setiap hari itu penampilannya. Ombai yang putih kulitnya seperti milik Mama. Ombai yang wangi karena rambutnya yang setiap hari ia olesi minyak urang-aring. Ombai yang penuh dengan bintik-bintik seperti kutil kecil di wajahnya. Ombai yang tidak saya tangisi kepergiannya karena entahlah, mungkin saya sudah pasrah daripada melihat Ombai terus sakit di masa tuanya.

Lalu ada sumur itu. Sumur di belakang rumah yang jadi satu-satunya sumber air di rumah Ombai. Air minum, air cuci, air mandi. Sumur yang harus dibagi dengan 3 tetangga yang lain. Sumur tua dengan pinggiran licin dan berlumut. Sumur tua dengan air jernih dan segar. Tempat mandi semasa kecil. Dituang air dari atas oleh Bik Na dengan ember timba untuk membersihkan sisa sabun sekaligus shampo di badan.


Bagaimana saya bisa tidak rindu sementara rindu itu adalah rindu terpendam selamanya. Rindu yang tidak akan pernah tersampaikan kecuali lewat doa terhadap mereka orang-orang tercinta yang kini telah tiada. Mereka yang telah memberi masa kecil dan remaja yang luar biasa.



The echoes and silence,
patience and grace and all of these moments i'll never replace.
Fear of my heart absence of faith, 
all i want is to be home. All i want is to be home.
People i've loved with no regrets. Some might remember, some might forget.
Some of them livin', some of them dead. All i want is to be home 
(Home, Foo Fighters)






Minggu, 01 Januari 2017

Day #4 Writing Challenge “Bullet Your Whole Day"

Hari ini akan sangat-sangat tidak menarik karena setelah begadang akibat suara petasan dan kembang api di luar rumah, maka hari ini akan diisi dengan tidur dan mager. Karena itulah saya memutuskan untuk memilih hari kemarin (31 Desember 2016) sebagai tema ‘bullet your whole day’, bukan berarti kemarin keseluruhan hari saya sangat menarik dan inspiratif tapi paling tidak, beberapa orang yang (nyasar) membaca blog ini tidak akan menghabiskan energi hanya dengan membaca kegiatan saya yang tidur, santai, tidur, santai, tidur, dan santai lagi.

So, this is it :
  • Woke up. Entah jam berapa yang pasti sudah siang. Hari ini berencana ke tempat eyangnya Zahir
  • Ate breakfast.
  • Pergi ke rumah eyang. Sempat mampir sebentar di Lapangan Saburai untuk melihat Jackcloth tapi ternyata belum mulai. Saya mau nonton payung teduh, suami mau nonton souljah dan rocket rockers tapi kita berdua sama sekali tidak ada usaha untuk cari tahu jadwal mereka tampil. Jadi ya...hanya sebatas ingin.
  • Di rumah eyang melanjutkan menulis postingan blog day #3 writing challeng
  • Suami dan kakak ipar mau mencari durian untuk makan-makan di malam tahun baru nanti, awalnya tidak berniat ikut, tapi karena si anak lagi susah makan dan kemungkinan dia mau makan kalau dibawa berkendara, ya okelah saya ikut.
  • Awalnya ke daerah Panjang mencari durian tapi tidak ada. Lalu ke daerah Sumur Putri dan dapat durian enak seharga 30 ribu rupiah per buah.
  • Mampir ke Gelael untuk membeli bakso, sosis, dan marshmallow karena nanti malam ada acara bakar-bakaran di rumah eyang.
  • Sepanjang jalan, keponakan-keponakan sudah ribut untuk menukar poin Telkomsel karena hari kemarin adalah hari terakhir penukaran poin. Saya sih diam saja karena poin Telkomsel saya sudah dirampok teman kantor saat promo Zalora kemarin. Iseng mengecek poin tinggal tersisa 112. Padahal saya ngincer banget voucher Gramedia. Apa daya harus punya 400-an poin untuk voucher 50 ribu rupiah
  • Sampai di rumah eyang lagi, istirahat dan baca bukunya Jonas Jonasson yang gak selesai-selesai “The 100 Year Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared.” Anjay, judulnya panjang amat yak. Hahaha...
  • Niatnya membaca sampai ngantuk tapi ternyata malah semakin melek sementara suami dan anak sudah tidur lelap dan baru ingat belum makan siang padahal sudah hampir ashar.
  • Menjelang ashar ditelepon oleh kakak ipar yang ada di kamar sebelah, diajak untuk keliling-keliling menukarkan poin Telkomsel >,<. Saya sih senang saja karena memang mau ke Gramedia dari kemarin.
  • Selepas shalat ashar, membangunkan si anak untuk diajak juga.
  • Tujuan pertama ke @dsasa_ Tahu tempat ini dari kakak ipar saya yang belajar decoupage di sana. Jadi @dsasa_ ini rumah yang menjual barang-barang dengan motif shabby dan pastel. Merangkap florist juga. Dekorasi rumahnya lucu banget, barang-barang yang dijual juga menyenangkan mata. Saya sih bukan penggemar berat motif-motif shabby, tapi di tempat inilah saya akhirnya menemukan satu benda yang sudah lama saya cari-cari yaitu ini


  • Tujuan berikutnya ke Gramedia. Saya berniat mencari buku Jonas Jonasson yang lain karena saya suka cara berceritanya yang menghibur. Ini hasil perburuan saya di Gramedia.

  • Masih ada satu tempat lagi yang dituju kakak-kakak saya untuk menukarkan poin Telkomselnya yaitu Informa. Untunglah Informa berbaik hati membiarkan pengunjungnya duduk-duduk di sofa-sofanya yang nyaman sehingga saya memiliki me time untuk mainan ponsel sementara kakak-kakak dan keponakan juga anak saya sibuk hunting barang.
  • Sampai di rumah eyang lagi saat adzan maghrib berkumandang. Solat maghrib lalu bersiap-siap mengangkut semua persiapan untuk acara bakar-bakaran ke halaman rumah eyang.
  • Hari kemarin berakhir sekaligus menutup tahun 2016. Selamat Tahun Baru 2017!
Nb. Sedikit bonus foto waktu di @dsasa_ (dibuang sayang)